PT SOLID GOLD BERJANGKA - Dalam beberapa kesempatan, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmatyo kerap kali memberikan pernyataan mengenai bahayanya proxy war. Perang tanpa bentuk, tak jelas siapa kawan maupun lawan. Ketakutan itu sudah pernah diungkapkannya pertama kali saat masih menjabat sbg Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad). Menurutnya, proxy war adalah kekuatan besar yg memainkan perannya secara tidak langsung melalui pihak ketiga. "Melalui perang proxy, tidak dapat dikenali dgn jelas siapa kawan & siapa lawan karena musuh mengendalikan dari jauh," kata Gatot saat memberikan kuliah umum di Aula Barat ITB Bandung, Rabu (30/4/2014) lalu. Gatot mengatakan, perang proxy merupakan kepanjangan tangan suatu negara berupaya mendapatkan kepentingan strategisnya. Namun demi menghindari keterlibatan secara langsung dgn melakukan perang yg mahal & berdarah. "Perang ini, kita tidak dapat mengenali dgn jelas siapa kawan & siapa lawan, karena musuh sendiri mengendalikan non state actors dari jauh," kata Gatot kepada ribuan mahasiswa baru Universitas Indonesia (UI) di gedung Balairung, UI, Depok, Senin (1/8). Menurut Gatot, perang proxy itu spt saat Timor Timur lepas dari NKRI, yg dimulai dgn adanya pemberontakan bersenjata, perjuangan diplomasi hingga munculnya referendum. "Sebenarnya proxy war ini merupakan konspirasi untuk mengeksplorasi minyak & gas di laut Timor. Minyak di laut Timor berada di garis tengah antara Timor Leste & Australia sehingga menarik perhatian pemerintah Australia sejak tahun 1960-an. Kita juga pernah kalah, saat perang proxy mempertahankan Timor Leste," papar Gatot. Baca Juga : Sensasi Anggita Sari, Model Bookingan Hingga Kasus Narkoba | SOLID GOLDBapak tiga orang anak tersebut berpesan kepada seluruh mahasiswa baru di depannya untuk belajar mempertahankan NKRI dgn meraih cita-cita.
"Ajak teman-teman kalian untuk meraih mimpi bersama." "Apapun mimpimu pasti akan tercapai, saling mendukung satu sama lain, lakukan semuanya dgn hati." "Belajar dari perang Proxy kemarin, agar kesatuan NKRI tidak terpecah belah kembali," pungkasnya. Di Indonesia, jelasnya, proxy war sudah berlangsung dalam beragam bentuk. Selain gerakan separatis, upaya tersebut dilakukan melalui sejumlah jurus. Di antaranya demonstrasi massa, sistem regulasi yg merugikan, maupun bentrok antarkelompok. "Demonstrasi yg membawa tuntutan tidak masuk akal & bersifat memaksa misalnya patut dicurigai sbg indikasinya proxy war di Indonesia," jelasnya. Di luar kejadian antar-kelompok, banyaknya bentrok di Tanah Air di kalangan pelajar hingga mahasiswa juga menyita perhatian jenderal bintang tiga kelahiran Tegal itu. "Apakah pertikaian antarkelompok yg terjadi di Indonesia bukan sengaja diciptakan & didesain oleh aktor dalam negeri yg dikendalikan oleh negara lain," jelasnya. Sebagai solusinya, jelas pati yg pernah menjabat sbg Gubernur Akmil itu, semua komponen perlu back to basic. Memahami bahwa cinta & kepedulian terhadap kepentingan negara harus menjadi kepentingan tertinggi di atas segala-galanya. (Prz - PT Solid Gold Berjangka)
0 Comments
Leave a Reply. |
Visit Us
Archives
June 2021
Categories
All
|