PT SOLID GOLD BERJANGKA - Presiden baru Taiwan Tsai Ing-wen menyatakan negaranya tidak akan tunduk pada tekanan China. Pemerintah China harus mengakui eksistensi negaranya sebagai negara berdaulat. Tsai mengakui hubungan kedua negara yg kurang harmonis beberapa waktu belakangan ini. Namun, ia menyatakan, pemerintah China harus bisa menghadapi kenyataan terkait sistem & pemerintahan Taiwan. "Kami tidak akan tunduk pada tekanan [China], tetapi kami pun tetap tidak akan kembali kepada jalan konfrontasi sebelumnya," tutur Tsai. Pernyataan itu dilontarkan Tsai ketika menghadiri sebuah acara di pusat kota Taipei yg dihadiri lebih dari 11 ribu orang, termasuk 360 tamu asing. Menurut Tsai, China harus segera berbicara dengan Taiwan perihal pengakuan China terhadap negaranya itu. Dalam pidatonya, Tsai mengatakan pemerintahnya ingin mempertahankan status quo yg mengacu pada kondisi kawasan yg stabil & hubungan ekonomi yg kuat dengan China. Pasalnya, hingga saat ini China masih mengklaim Taiwan sebagai bagian dari teritorinya. China menganggap bisa menduduki Taiwan dengan paksaan jika dibutuhkan. Terpilihnya Tsai sebagai Presiden Taiwan Januari lalu mendorong Beijing menggunakan strategi ekonomi untuk membujuk masyarakat Taiwan bahwa unifikasi politik antar keduanya merupakan kepentingan terbaik bagi mereka. BACA JUGA : Seratus Hari Menjabat, 3.600 Warga Tewas | PT Solid Gold Berjangka Pusat Pemerintah China tidak puas dengan keinginan Taiwan & menuntut Tsai untuk mendukung formulasi China yg menganggap bahwa Taiwan termasuk negara kesatuan China yg dianut oleh pendahulu Tsai, Ma Ying-jeou.
Menurut Profesor Hubungan Publik Univeristas Fo Guang Taiwan Liu Yi-jiun, keengganan Tsai untuk melakukan permintaan China bertabrakan dengan keinginan Tsai untuk memperbaharui pemahaman antar kedua negara. Menurut Liu, pidato Tsai tersebut tidak serta merta mengubah keadaan. Walaupun publik Taiwan menanggapi pernyataan Tsai itu positif, namun pemerintah China tetap akan melanjutkan apa yg selama ini menjadi kepentingannya. "Sejauh ini belum terlihat perubahan (kedudukan Taiwan). Sepertinya pernyataan-pernyataan itu tidak akan mengubah situasi sekitar," kata Liu. Menurut Profesor Hubungan Internasional Universitas Ming Chuan Nathan Liu, Tsai berupaya mempertahankan kemajuan hubungan Taiwan & China yg telah ada sejak pertemuan 1992. Keinginan Tsai untuk menggunakan nama formal negara Taiwan, Republik China, juga dapat dilihat Beijing sebagai tanda positif bahwa Tsai tidak bergerak menuju perubahan radikal yg dihindari oleh China. Sejauh ini belum respons resmi yg datang dari Pemerintah China. Namun, Kamis lalu Kantor Urusan Pemerintah Taiwan menyatakan negeri tirai bambu itu tidak akan pernah mendukung & akan selalu menentang kemerdekaan Taiwan. "Tidak ada paksaan, tidak ada orang yg boleh meremehkan penentuan dari 1,3 miliar orang dari daratan China," ujar An Fengshan. (Prz - PT Solid Gold Berjangka)
0 Comments
Leave a Reply. |
Visit Us
Archives
June 2021
Categories
All
|