PT Solid Gold Berjangka - Telur ayam merupakan salah satu komoditas strategis yg dibutuhkan masyarakat. Namun kini harga telur mengalami kenaikan.
Misalnya saja, di Pasar Senen, Jakarta Pusat telur ayam dibanderol Rp 28.000 per kilogram (kg) dr sebelumnya Rp 26.000 per kg. Hal tersebut tentu dinilai pedagang memberatkan karena harus mengeluarkan modal yg lebih besar dr sebelumnya, yakni Rp 23.000 hingga Rp 24.000 menjadi Rp 26.000 hingga Rp 27.000 per kg. Harga telur ayam melonjak. Contohnya di Pasar Senen, Jakarta Pusat, telur ayam dibanderol Rp 28.000/kilogram (kg), naik Rp 2.000 dr sebelumnya Rp 26.000/kg. Menurut Kartono, pedagang telur ayam di Pasar Senen, kenaikan ini berlangsung dlm beberapa hari terakhir. "Ini sudah 3-4 hari kenaikannya. Biasanya itu Rp 26.000 per kg sekarang Rp 28.000 per kg," kata KartonoDia menambahkan, sebelumnya menjual telur ayam di kisaran Rp 26.000-Rp 27.000/kg. Telur-telur tersebut diambil dr agen seharga Rp 24.300-Rp 25.300/kg. (Solid Gold Berjangka) Pedagang lainnya bernama Aji mengatakan telur ayam di lapaknya dibanderol Rp 28.000/kg. Dia mengambil dr agen langganannya Rp 26.000/kg. "Jualnya Rp 28.000 per kg kalau belinya (ke agen) sekarang Rp 26.000 jadi cuma ambil untung tipis Rp 2.000," tutur Aji. Menurut salah satu penjual, Aji pedagang telur ayam di Pasar Senen, pembeli ngeluh harga telur naik, meski akhirnya mereka tetap membeli. "Banyak yg tanya kok mahal, tapi tetap beli sih kan butuh. Ada juga yg tanya-tanya saja terus nggak jadi beli," tutur AjiSenada, pedagang lainnya bernama Kartono mengatakan pembeli yg datang ke lapaknya juga mengeluhkan lonjakan harga telur ayam. "Pada bilang mahal sih, tapi karena mereka langganan ya tetap beli," kata Kartono. (Solid Gold Berjangka) Kartono menambahkan informasi yg dia peroleh ada dua pemicu lonjakan harga telur. Pertama, produksi telur ayam berkurang. Kedua, harga pakan ternak ayam naik. "Ini katanya karena produksi ayamnya sudah berkurang kan ayam yg tua-tua sekarang diseleksi lagi terus juga harga pakan lagi tinggi kan impor," terang Kartono. Meski sudah lewat Lebaran, harga telur ayam masih tinggi. Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan saat ini harga telur sedang tinggi. Penyebabnya karena harga bahan baku pakan ternak ayam. "Iya (harga telur ayam tinggi). (Penyebabnya) harga bahan pakannya naik kan," kata Enggar ditemui di Kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Sebagai informasi, menurut catatan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) sekitar 35% bahan baku pakan ternak masih diimpor. Solid Gold Impor bahan baku pakan ternak berasal dr 5 negara, mulai dr Australia, Brasil, hingga Amerika Serikat (AS). Rinciannya, bungkil kedelai diimpor dr Brasil, Argentina & AS. Sedangkan tepung daging dr AS, Australia & Selandia Baru. Sudirman menjelaskan harga bahan baku pakan ternak tersebut naik seiring menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah. Kenaikan harga telur ayam tak cuma di Jakarta, tetapi juga di Rembang, Karawang, & Boyolali. Contohnya di Pasar Kota Rembang, harga telur tembus Rp 28.000/kilogram (kg). Menurut seorang pedagang di Pasar Rembang, Diran, harga telur ayam naik bertahap usai Idul Fitri. "Dulu harganya Rp 24.000, naik seribu terus sampai sekarang bisa dibilang yg paling parah ini, sampai Rp 28.000 per kilogram. Ya banyak pembeli saya yg ngeluh ke saya," jelasnya saat ditemui di Pasar kota Rembang,Kemudian, harga telur ayam di Boyolali dibanderol Rp 28.000 per kg. Padahal sebelumnya harga telur ayam dijual Rp 19.000 saat Ramadan, & naik menjadi Rp 22.000 hingga Lebaran.Terakhir, kenaikan harga telur ayam terjadi di Boyolali yg menembus hingga Rp 30.000 per kg. Harga itu termasuk mahal karena biasa telur ayam negeri dijual sekitar Rp 24.000 per kg. "Sekarang di sini sudah Rp 28.000 per kg. Sedang mahal," ujar Yulianti, yg berdagang di Pasar Johar, Karawang Barat. Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT), Sudirman mengatakan, pada dasarnya harga bahan baku pakan ternak memang mengalami kenaikan. Hal itu imbas dr penguatan nilai tukar dolar Amrika Serikat (AS) terhadap rupiah. Pasalnya, selama ini beberapa bahan baku ternak, seperti bungkil kedelai, tulang & daging masih diperoleh dr impor. Sehingga hal tersebut menyebabkan kenaikan harga komoditas tersebut. Misalnya bungkil kedelai dr Rp 5.200 per kg menjadi Rp 7.600 per kg. Kemudian daging & tulang dr Rp 7.900 per kg menjadi Rp 8.500 per kg. "Ya memang dolar AS masih tinggi kan kita bahan bakunya sebagian besar komponen dr impor jadi pasti naik kalau dolar sebelumnya Rp 13.100 jadi Rp 14.500,"Sementara itu, Sudirman memaparkan saat ini pakan ternak dibanderol antara Rp 7.100 hingga Rp 7.200 per kg dr sebelumnya kisaran Rp 6.700 hingga Rp 6.800 per kg. (Ad -- Solid Gold Berjangka)
0 Comments
Leave a Reply. |
Visit Us
Archives
June 2021
Categories
All
|