PT.SOLID GOLD BERJANGKA, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat cenderung datar pada perdagangan hari Senin (14/6/2021) karena pelaku pasar menunggu pertemuan Federal Reserve yang sangat dinantikan pekan ini, yang mungkin mengindikasikan perubahan dalam prospek kebijakan moneter AS.
Pasar mata uang bergerak dalam kisaran ketat dengan volatilitas menunjukkan aliran ke posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir setelah angka inflasi yang kuat minggu lalu dan pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yang dovish gagal mengeluarkan mata uang dari level perdagangan baru-baru ini. “Ini semua tentang FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) minggu ini, dan kami akan mengawasi untuk melihat dengan tepat seberapa banyak pembicaraan yang sebenarnya telah terjadi dan apakah itu berdampak pada prospek jangka menengah,” kata Kepala Valas Global Jefferies Brad Bechtel, dilansir dari Antara, Selasa (15/6/2021). Baca Juga: PT. SOLID GOLD BERJANGKA | Kredit UMKM BRI Dorong Pemulihan Ekonomi Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, hampir datar di level 90,512. Minggu lalu, indeks menguat 0,4 persen, perubahan mingguan terbesar dalam lima minggu. Pergerakan valas yang diredam dalam beberapa minggu terakhir menghancurkan Indeks VolatilitasValas Deutsche Bank turun menjadi 5,6 pada Jumat (11/6/2021), terendah dalam hampir 16 bulan. Terhadap yen, dolar menguat 0,38 persen ke level tertinggi lebih dari satu minggu di 110,09 yen. “Peningkatan moderat dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS telah mendukung pasangan yang sensitif terhadap suku bunga,” kata Direktur Pelaksana, Analisis Mata Uang Global Action Economics, Ronald Simpson. Baca Juga: Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, 7 Juni 2021 Penguatan dolar terhadap mata uang Jepang mungkin menjadi tanda pasar valas sedang mencari hasil yang kurang dovish dari pertemuan Fed, kata Simpson. The Fed memulai pertemuan kebijakan dua hari yang dijadwalkan pada Selasa waktu setempat. Hampir 60 persen ekonom dalam jajak pendapat Reuters mengatakan pengumuman tapering (pengurangan pembelian obligasi) yang sangat dinanti akan datang pada kuartal berikutnya, terlepas dari adanya pemulihan merata di pasar kerja. Data terbaru yang menunjukkan lonjakan inflasi telah menimbulkan kekhawatiran bahwa tekanan harga setelah pembukaan kembali ekonomi pasca-Covid-19 dapat memaksa pembuat kebijakan untuk mengurangi stimulus depresiasi mata uang lebih awal. Di pasar mata uang kripto, Bitcoin diperdagangkan di atas US$40.000 untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua minggu, sebelum memangkas keuntungan menjadi US$39.649,03. Sumber dari market.bisnis.com, diedit oleh PT.SOLID GOLD BERJANGKA
0 Comments
PT. SOLID GOLD BERJANGKA | JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BRI) menargetkan penyaluran kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terus meningkat hingga menembus 85%. Saat ini, porfotolio kredit UMKM BRI tercatat sebesar 80,60% dari seluruh kredit BRI.
Tercatat hingga akhir Maret 2021 penyaluran kredit BRI tercatat sebesar Rp914,19 triliun. Penopang utama pertumbuhan kredit BRI yakni kredit mikro sebesar Rp360,03 triliun atau tumbuh 12,43% year on year dan kredit konsumer yang tumbuh 1,62% yoy menjadi Rp145,06 triliun. Wakil Direktur INDEF, Eko Listiyanto mengatakan, penyaluran kredit UMKM yang besar ini akan berdampak bagus kepada pemulihan ekonomi. Hal ini karena kalau UMKM mulai menaikkan produksi, maka mereka akan dengan cepat menambah tenaga kerja. Secara nasional total kredit perbankan yg ke UMKM hanya sebesar 19,68% dari total kredit, jadi ini masih sangat kurang. Baca Juga: PT SOLID GOLD BERJANGKA | Harga Bitcoin terjungkal ke level US$ 32.000, ini penyebabnya “Memang daya beli belum pulih, sehingga permintaan produk UMKM masih terbatas. Nah, kalau ingin pulih cepat, maka menggerakkan ekonomi di level UMKM menjadi pilihan utama, karena perputaran bisnisnya relatif lebih cepat dan langsung bersentuhan dengan upaya penyerapan tenaga kerja.” ujar Eko kepada media akhir pekan lalu. Pemerintah telah mendorong agar bank-bank pelat merah menaikkan pagu kredit UMKM. Bank BRI adalah salah satu bank yang menyanggupi hal tersebut dengan menargetkan penyaluran kredit UMKM hingga menembus 85%. Selain dengan menaikkan pagu penyaluran kredit, dia juga menilai perlu adanya kebijakan insentif dari perbankan ke UMKM. Selain itu, perlu ada pendampingan agar mendorong UMKM ke level yang layak didanai perbankan. Menurutnya, jika mereka tidak dibimbing, maka sangat mungkin usahanya akan selalu kecil atau bahkan jadi sasaran berbagai bentuk pembiayaan nonformal ilegal yang saat ini mengepung mereka. Oleh karena itu, pada skala mikro dan ultramikro, pembentukan ekosistem ultramikro yang dirancang pemerintah sebenarnya punya momentum untuk mengurangi jerat pinjaman ilegal oleh pengusaha mikro yang umumnya berbunga mahal. “Di samping itu juga berfungsi mendorong peningkatan pembiayaan formal ke UMKM dan ultra mikro.” kata Eko. Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menambahkan bahwa kredit UMKM dapat mendorong sektor ini tetap berkembang selama pandemi. Mengutip data ILO, selama pandemi 90% UMKM mengalami tekanan keuangan. Kemudian dari studi lain sebanyak 70%?UMKM saat pandemi mengharapkan bantuan dalam bentuk kredit modal kerja untuk memulai kembali usahanya. Artinya, porsi kredit sangat penting dalam memulai kembali usaha kecil. Dalam konteks pemulihan ekonomi, pelaku UMKM yang diberikan modal usaha dari perbankan bisa merekrut kembali karyawan, membeli bahan baku hingga menolong ekonomi keluarga karena rata- rata pelaku UMKM adalah bisnis skala rumah tangga. “Multiplier effect-nya sangat luas sehingga UMKM menjadi backbone dalam percepatan pemulihan daya beli kelas menengah dan bawah.” kata Bhima. Selain itu, ia menilai bahwa porsi kredit UMKM dari kredit perbankan nasional harusnya mencapai 30-40%. Namun, saat ini total kredit UMKM hanya sekitar 19,86%. Baca Juga: PT SOLID GOLD BERJANGKA | KB Kookmin Bank bakal tuntaskan NPL masa lalu KB Bukopin (BBKP) Selain Bank BRI yang core business-nya di UMKM, bank-bank lainnya tidak sanggup untuk menyalurkan porsi 20% kredit ke sektor UMKM. “Harusnya bukan halangan ya karena bank bisa lakukan channeling ke BPR misalnya dan fintech juga.” katanya. Sebelumnya Direktur Utama Bank BRI Sunarso menargetkan penyaluran kredit UMKM terus meningkat hingga mencapai 85%. Secara umum, porfotolio kredit UMKM BRI tercatat sebesar 80,60% dari seluruh kredit BRI. “Angka ini menunjukkan perbaikan, dibanding periode sama tahun lalu, porsi UMKM 78,71%. Kami akan terus berusaha menaikkan porsi UMKM, hingga mencapai 85% dari total portofolio kredit,” kata Sunarso. Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menargetkan kredit UMKM BRI harus 80% dari total kredit yang disalurkan. Erick menyatakan BRI diarahkan untuk mengoptimalkan pelayanannya kepada pelaku UMKM. Menurut dia, porsi kredit 80% untuk UMKM BRI itu bisa bisa terealisasi. Apalagi, BRI terus melakukan ekspansi. Sumber dari ekbis.sindonews.com, diedit oleh PT. SOLID GOLD BERJANGKA PT.Solid Gold Berjangka – Jakarta.KB Kookmin Bank berkomitmen menuntaskan persoalan kredit bermasalah di PT Bank KB Kookmin Tbk (BBKP). Sebagai pemegang saham pengendali KB Bukopin, KB Kookmin telah menempuh serangkaian upaya menekan non performing loan (NPL) KB Bukopin.
“Mungkin masih ada permasalahan NPL yang dari masa lalu, yang terus menerus yang kami bicarakan bersama OJK dan KB Kookmin pusat untuk bisa membangkitkan praktik perbankan yang terbaik untuk KB Bukopin dan masyarakat Indonesia sehingga permasalahan NPL bisa diselesaikan,” ujar Managing Director Global Business KB Kookmin Bank Cho Nam Hoon di Jakarta pada Senin (7/6). Tidak hanya berhenti pada penambahan modal, KB Kookmin akan berpartisipasi secara aktif mendorong normalisasi KB Bukopin. Ia memberikan contoh fokus pada peningkatan permodalan KB Bukopin. Dari sisi sumber daya manusia, KB Kookmin Bank sudah mengirimkan 30 orang, dalam hal IT kita punya infrastruktur IT yang kuat. Juga tengah terjadi proses transfer knowledge dan akan diterapkan di KB Bukopin. Hingga Maret 2021, NPL gross KB Bukopin secara individu berada di level 9,63%. Kendati demikian, Presiden Direktur KB Bukopin Rivan A Purwantono menyatakan, penyaluran kredit akan dilakukan berbasiskan manajemen risiko yang lebih baik. Per 30 Mei 2021, saham Bank Bukopin dimiliki KB Kookmin Bank 67%. PT Bosowa Corporindo 9,7%, Negara Republik Indonesia 3,18% (Sedang dalam proses pengalihan nama menjadi PT. Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA)) dan masyarakat mencapai 20,12%. Sumber dari investasi.kontan.co.id, diedit oleh PT.Solid Gold Berjangka. PT.Solid Gold Berjangka, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih terkonsolidasi pada perdagangan hari ini, Senin (7/6/2021). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG ditutup melemah 0,43 persen ke level 6.065 pada Jumat (4/6/2021). CEO Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan pola gerak IHSG terlihat sedang terkonsolidasi dalam rentang yang wajar setelah mengalami kenaikan pada beberapa waktu sebelumnya.
“Gelombang tekanan terlihat masih akan berlangsung,” tulisnya dalam riset yang diterima Bisnis, Senin (7/6/2021). Namun, ia menambahkan, rilis data perekonomian cadangan devisa hari ini yang diperkirakan masih akan stabil dapat memberikan sentimen bagi pergerakan IHSG. William memperkirakan IHSG berpotensi bergerak terkonsolidasi dalam kisaran 5.932 – 6.123. Konsensus analis Trading economics menyebutkan cadangan devisa per Mei 2021 diprediksi mencapai US$140 miliar. Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2021 mencapai US$ 138,8 miliar, naik dibandingkan dengan akhir Maret 2021 sebesar US$ 137,1 miliar. Di sisi lain, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menjelaskan secara teknikal terlihat ada potensi koreksi jangka pendek dalam pergerakan indeks komposit. Hal itu terlihat dari indicator MACD yang hampir mencapai puncak akumulasi. “Pergerakan akan minim sentimen data perekonomian dari dalam negeri. Namun masih ada sentimen pembagian dividen di pekan ini,” tulis Dennies dalam riset harian, dikutip Minggu (6/6/2021). Adapun, pelemahan IHSG pada akhir pekan lalu disebut Dennies juga seiring dengan penurunan sejumlah indeks saham global. IHSG diperkirakan bergerak melemah dalam rentang 6.037 – 6.097 dan 6.010 – 6.130 pada perdagangan Senin. Sumber dari market.bisnis.com, diedit oleh PT.Solid Gold Berjangka PT.Solid Gold Berjangka, JAKARTA — Sektor teknologi tengah menjadi primadona tidak terkecuali di pasar modal. Para konglomerat Indonesia juga tidak mau ketinggalan untuk mengembangan porfolio dan bisnis terkait.
Moncernya sektor teknologi salah satunya tecermin dari pergerakan IDX Sector Technology mencetak kinerja yang paling mentereng di antara indeks acuan lain di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sepanjang tahun berjalan 2021, indeks yang menaungi saham-saham emiten di sektor teknologi itu melesat 322,45 persen. Pada saat yang sama, indeks harga saham gabungan naik 1,88 persen ke level 6.091,51 pada akhir perdagangan kemarin. Saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) menjadi top gainers dengan kenaikan signifikan 4.614,28 persen dari harga IPO Rp420 pada 6 Januari 2021 ke level Rp19.800 per saham pada Kamis (3/6/2021). Sumber dari market.bisnis.com, diedit oleh PT.Solid Gold Berjangka PT.Solid Gold Berjangka, Jakarta – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi alami koreksi pada perdagangan saham Kamis, (3/6/2021).
CEO PT Indosurya Bersinar Sekurits, William Surya Wijaya menuturkan, perjalanan kenaikan jangka pendek yang dialami oleh IHSG terlihat sudah cukup terbatas. Akan tetapi, IHSG telah berhasil geser rentang konsolidasi ke arah lebih baik seiring rilis data ekonomi seperti inflasi masih menunjukkan stabilnya ekonomi Indonesia. “IHSG berpotensi alami koreksi wajar. IHSG bergerak di kisaran 5.913-6.123,” kata dia dalam catatannya. Sementara itu, Analis PT Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menuturkan, IHSG ditutup menguat ke posisi 6.031 pada Rabu pekan ini dengan tren menguat. Ia mengatakan, jika terdekat IHSG mampu sentuh 6.033, ada peluang penguatan ke posisi 6.052-6.062. “Sebaliknya jika IHSG gagal break up atau pergerakannya cenderung bearish candle, IHSG bisa turun dulu ke 5.991-6.005. Hati-hati jika breakdown support flow, indeks bisa lanjut turun ke level 5.974,” kata dia. Untuk pilihan saham, William memilih sejumlah saham yang dapat dicermati antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Selain itu, ada PT Tower Bersama Infratrucrture Tbk (TBIG), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI). Sumber dari liputan6.com, diedit oleh PT.Solid Gold Berjangka PT.Solid Gold Berjangka – JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan hari ini. IHSG akan bergerak di level 5.902-6.000.
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG break out resistance MA20 dan bearish trendline memberikan indikasi melanjutkan penguatan hingga menguji resistance MA50. “Indikator stochastic bergerak bullish momentum dengan indikator RSI yang bergerak cross over positif. Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi menguat dengan rentang support resistance 5.902-6.000,” ujar Lanjar dalam risetnya, Rabu (2/6/2021). Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; AALI, BSDE, CTRA, DOID, ICBP, IMAS, INDY, LPCK, LPKR, LSIP, TKIM, TPIA, WIKA. Sebelumnya, IHSG ditutup menguat signifikan menjelang libur sebesar 98,86 poin atau 1,69% ke level 5.947,46 dengan saham-saham BBRI (+4.7%), TLKM (+5.2%) dan BMRI (+3.4%) menjadi leader penguatan. Investor asing melakukan aksi beli sebesar 748,39 miliar rupiah. Investor optimis menutup bulan Mei 2021 menutup sebagian penurunan yang terjadi sejak awal bulan. Sementara itu, mayoritas indeks saham Asia terkonsolidasi. Indeks Nikkei (-0.16%) turun sedangkan TOPIX (+0.17%), HangSeng (+1.08%) dan CSI300 (+0.19%) naik. Aktivitas manufaktur Asia terus meningkat pada bulan Mei, meskipun dengan kecepatan yang sedikit lebih lambat, meskipun gejolak Covid-19 di sekitar wilayah tersebut dapat memaksa beberapa pabrik untuk tutup dan membebani sentimen. Bursa Eropa mayoritas menguat. Indeks Eurostoxx (+0.88%), FTSE (+0.83%) dan DAX (+1.00%) naik mengiringi saham global berada di jalur untuk memulai bulan baru dengan nada tinggi, didukung oleh pemulihan dari krisis kesehatan dan likuiditas yang cukup. Selanjutnya investor terfokus pada data indeks manufaktur dan tingkat inflasi. Sumber dari okezone.com, diedit oleh PT.Solid Gold Berjangka PT.Solid Gold Berjangka – JAKARTA. PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) membukukan penjualan bersih sebesar Rp 318,40 miliar di sepanjang tahun 2020. Torehan tersebut tumbuh 4,31% secara tahunan atau yoy dari realisasi di tahun sebelumnya senilai Rp 305,22 miliar.
Melansir laporan keuangan perseroan yang dirilis pada Selasa (1/6), penjualan bersih MRAT di tahun lalu, meliputi penjualan produk perawatan diri sebesar Rp 301,44 miliar, produk kesehatan Rp 59,48 miliar, produk jamu dan minuman kesehatan Rp 37,12 miliar, dan produk kosmetik senilai Rp 41,32 miliar. umbuhnya penjualan bersih MRAT, tetap diimbangi dengan penurunan pengeluaran pada beban pokok penjualan. MRAT berhasil memangkas beban pokok penjualan sebesar 5,67% yoy dari semula Rp 120,80 miliar di tahun 2019 menjadi Rp 113,94 miliar. Namun di sisi lain, MRAT masih harus menanggung pembengkakan pada pos beban lainnya. Seperti misalnya beban penjualan yang naik menjadi Rp 132,16 miliar di akhir tahun lalu. Angka tersebut meningkat 3,85% yoy dari sebelumnya Rp 127,26 miliar di tahun 2019. Kenaikan juga dijumpai pada beban umum dan administrasi. Tercatat, MRAT membukukan beban umum dan administrasi sebesar Rp 58,32 miliar di tahun 2020 atau naik 21,03% yoy dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 48,19 miliar. Peningkatan dari sisi penjualan, ternyata tidak dibarengi dengan torehan laba yang positif. Di tahun 2020 MRAT harus menanggung rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6,76 miliar. Sedangkan di tahun sebelumnya, MRAT masih meraup laba senilai Rp 131,18 juta. Hingga 31 Desember 2020, MRAT mengantongi aset sebesar Rp 559,79 miliar, dengan jumlah liabilitas Rp 217,37 miliar dan ekuitas Rp 342,41 miliar. Sumber dari investasi.kontan.co.id, diedit oleh PT.Solid Gold Berjangka |
Visit Us
Archives
June 2021
Categories
All
|