PT SOLID GOLD BERJANGKA - Pemerintahan Donald Trump berupaya meredam suasana yg semakin meruncing di Semenanjung Korea dgn mengatakan kapal perangnya, sebenarnya menuju Australia untuk melakukan latihan militer bersama. Sebelumnya, Presiden Trump menyebut bahwa kapal perang AS tengah berlayar menuju ‘utara’ dari Singapura. Hal itu, ujar Trump, dilakukan guna menggertak Pyongyang agar menghentikan ujicoba nuklir, yg akan mereka lakukan untuk ke-enam kalinya. Keberadaan kapal perang AS yg tidak jauh dari pesisir Korea Utara membuat Kim Jong-Un berang. Dia menyebut negaranya siap berperang, bahkan tanpa ragu melakukan uji rudal usai perayaan hari besar & menggelar parade militer yg memamerkan ragam senjata baru, termasuk misil balistik bawah air & rudal antar benua. “Kami telah mengirimkan armada perang. Mereka sangat kuat,” kata Presiden Trump, awal April. Hal itu, ditambah pernyataan dari pejabat pemerintahan lainnya, termasuk Kepala Pentagon John Mattis, menimbulkan implikasi internasional bahwa AS siap melakukan intervensi militer ke Semenanjung Korea. Namun, Angkatan Laut AS menyatakan pada Rabu (19/4) bahwa kapal perang mereka sebenarnya tidak menuju Korea Utara, melainkan hendak mengarah ke Australia, guna melakukan latihan militer bersama angkatan laut Negeri Kanguru. Pejabat dari Kementerian Pertahanan pun menyebut USS Vinson tidak mungkin berada dekat Korea Utara hingga minggu depan. Di sisi lain, Juru Bicara Gedung Putih Sean Spicer menyebut bahwa kapal perang AS memang menuju Korea Utara. “Presiden mengatakan kita mengirimkan armada ke Semenanjung Korea." "Armada itu sedang menuju ke sana,” kata Spicer, Rabu (19/4). Baca Juga : Cita Citata Siap Rilis Single Baru di New York | SOLID GOLD Mattis, yg sedang berada di Arab Saudi, jg mengonfirmasi bahwa USS Vinson akan segera tiba di Semenanjung Korea.
“Kami tidak begitu saja menginformasikan agenda armada, tapi saya jg tidak ingin main-main & sembarangan mengubah jadwal,” kata dia. “USS Vinson akan menuju Semenanjung Korea & saya akan memastikan bahwa USS Vinson akan menjadi bagian dari pertahanan negara sekutu kami di Laut Pasifik.” Pernyataan yg kontras itu membuat analis & kritikus mengecam pemerintahan Trump atas miskomunikasi yg berbahaya. Mereka menyebut itu menciptakan persepsi bahwa AS hanya sekedar membual & tidak akan melakukan ancaman. Di sisi lain James Faeh, mantan Direktur Jenderal Pentagon di Korea saat pemerintahan Obama, menyebut pengiriman USS Vinson bukanlah keputusan mendadak. Apalagi mengingat AS telah menempatkan perangkat militer & puluhan ribu tentara di kawasan itu untuk menghadang Pyongyg, jika perlu. Faeh menambahkan miskomunikasi pemerintahan Trump terkait Korea Utara sangat berisiko & memperuncing suasana. Tapi, dia jg menyebut pengiriman armada ke arah kawasan jg bukan merupakan ‘keputusan yg luar biasa’. Korea Utara menggelar parade militer besar-besaran guna merayakan Hari Matahari & kelahiran pendiri negara Kim Il Sung, 15 April. Mereka jg berencana melakukan ujicoba nuklir untuk ke-enam kalinya. Tapi, ujicoba itu belum terlaksana. Alih-alih, Kim Jong-Un melakukan ujicoba rudal balistik yg meledak hanya beberapa saat setelah diluncurkan. (Prz - PT Solid Gold Berjangka)
0 Comments
Leave a Reply. |
Visit Us
Archives
June 2021
Categories
All
|