PT SOLID GOLD BERJANGKA - Tim peneliti berhasil melakukan temuan yg kontroversial. Embrio dgn kandungan 0.001 persen sel manusia & sisanya adalah babi berhasil diciptakan & dianalisis oleh para ilmuwan dari Salk Insitute for Biological Studies, San Diego, California, Amerika Serikat. Temuan ini disebut sbg embrio chimera (hewan mitologi Yunani kuno), lantaran merupakan gabungan antara manusia & hewan. Chimera merupakan makhluk mitos bertubuh singa, kambing, & ular. Makhluk ini disebutkan dalam mitologi Yunani. Temuan itu dilaporkan dalam jurnal Cell, yg menunjukkan proses cukup menantang dalam menumbuhkan organ manusia di tubuh hewan. Laporan itu disebut sbg publikasi yg menarik oleh para peneliti lain. Untuk menciptakan chimera, sel induk manusia yg diketahui dapat berkembang menjadi apapun, disuntikkan ke embrio babi. Embrio yg kini merupakan campuran manusia & babi kemudian ditanamkan ke rahim selama sebulan. Proses tersebut sangat tidak efisien. Ini lantaran dari 2.075 embrio, hanya 186 yg berkembang selama 28 hari. Meski demikian, hal ini menunjukkan tanda-tanda krusial sel manusia dapat bekerja membentuk chimera manusia-babi. "Ini adalah kali pertama sel-sel manusia dapat tumbuh di hewan besar," ujar Prof Juan Carlos Izpisua Belmonte dari Salk Institute. Baca Juga : Unggah Foto Jadul, Aura Kasih Terlihat Seram? | SOLID GOLD Menanggapi proses yg tidak efisien, Belmonte mengatakan, "Manusia & babi dipisahkan oleh evolusi dalam jangka waktu yg lama."
Pertumbuhan janin jg lebih cepat di rahim babi, yg hanya menghabiskan empat bulan dibandingkan jika ditanam di rahim manusia selama sembilan bulan. "Ini spt jalan bebas hambatan dgn satu mobil bergerak lebih cepat dibandingkan lainnya. Anda lebih mungkin mengalami kecelakaan," kata Belmonte. Dia menambahkan, ada jarak yg sangat jauh antara saat ini dgn berkembangnya hewan berorgan manusia spt jantung, pankreas atau hati, yg bisa ditransplasikan. Namun demikian, para peneliti Salk berpendapat membuat chimera dgn organ manusia dapat bermanfaat. Apa manfaatnya? Menurut penelitis, bisa berguna untuk screening obat sebelum diujikan pada manusia, mempelajari timbulnya penyakit manusia, memahami tahap awal perkembangan embrio manusia, menjelaskan perbedaan antar organ di spesies yg berbeda. "(Ketidakefisiensian) pada kisaran 0,1 persen hingga 1 persen sel manusia cukup (ditolerir)," ujar anggota tim peneliti Dr Jun Wu. "Meski dalam tahap awal (28 hari), miliaran sel pada embrio akan memiliki jutaan sel manusia, maka pengujian akan bermakna & praktis," ucap Jun. (Prz - Solid Gold Berjangka)
0 Comments
Leave a Reply. |
Visit Us
Archives
June 2021
Categories
All
|